WARTA RAKYAT ONLINE- Pelalawan – Ketegangan kembali meletus di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), tepatnya di Dusun VI, Medang Raya Lestari. Belasan anggota Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) dipaksa hengkang dari lokasi setelah sekelompok warga yang diduga terorganisir menyerbu mereka.
Aksi pengusiran ini diduga dimotori mafia TNTN melalui sosok bayaran bandit misterius yang dikenal dengan julukan "Si Naga Pendekar" atau "Si Naga Mata Satu". Tokoh ini disebut-sebut mengorganisir warga untuk melakukan pembangkangan terhadap upaya penegakan hukum di kawasan konservasi tersebut.
Kejadian bermula saat Satgas PKH melakukan penebangan terhadap kebun kelapa sawit milik Rudianto Sihombing alias Pablo, yang berada di dalam kawasan TNTN. Penertiban itu sontak mengundang kemarahan sekelompok warga. Merasa kalah jumlah, kelompok ini sempat mundur, namun tidak berhenti di situ.
Menurut sumber warga lokal, sosok Si Naga kemudian melakukan orasi provokatif menggunakan pengeras suara (TOA) di pasar, mengajak masyarakat untuk "mengusir Satgas dari kampung mereka". Aksi itu memicu gelombang massa yang semakin besar dan akhirnya membuat Satgas PKH terpaksa mundur dari lokasi demi menghindari bentrokan.
Ironisnya, menurut laporan, tidak semua warga yang terlibat dalam keributan berasal dari Dusun VI Medang Raya Lestari, yang seharusnya menjadi wilayah terdampak langsung. Ini memunculkan dugaan adanya pengorganisasian massa dari luar wilayah.
Juru Bicara Lembaga Adat Negeri (LAN) Riau Daratan, Muhammadun angkat bicara soal insiden ini. Ia menyesalkan terjadinya konflik dan menyatakan, "Negara boleh mengalah, tapi jangan kalah oleh pembangkang dan perambah hutan TNTN."
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari aparat penegak hukum, namun ketegangan di kawasan TNTN dikhawatirkan terus membara apabila tidak segera ditangani secara tegas.***mdn
#Kawasan TNTN #Satgas PKH di usir