"4.810 Hektare Dikuasai! Mafia Pendatang Rampas Hutan Konservasi Tesso Nilo"
WARTA RAKYAT ONLINE- Bukit Kusuma, Riau – Kawasan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Bukit Kusuma semakin hari semakin terkoyak. Ironisnya, bukan oleh warga lokal, tapi oleh segerombolan mafia lahan yang datang dari luar. Dengan kekuatan logistik, jaringan, dan modal besar, mereka menyulap hutan konservasi menjadi "kerajaan sawit" pribadi.
Hasil investigasi lapangan mengungkap daftar para penguasa lahan ilegal yang menguasai area hingga ribuan hektare. Tak sekadar mencuri ruang hidup satwa, mereka bahkan menantang keberadaan negara dan hukum.
Berikut ini daftar nama-nama yang disebut menduduki lahan dalam kawasan TNTN Bukit Kusuma:
1. J. Siahaan – 1.600 ha (Medan)
2. H. Sianturi – 600 ha (Bagan Batu)
3. Mamora Grup – 300 ha (Siantar)
4. Parningotan Siregar – 300 ha (Bagan Batu)
5. Mandala Grup – 300 ha (Kesuma)
6. India – 150 ha (Medan)
7. Acien – 150 ha (Surabaya)
8. Narto – 150 ha (Kandis)
9. Untung Mandropa – 100 ha (Mahato)
10. Sape – 100 ha (Pekanbaru)
11. Marpaung – 100 ha (Kandis)
12. Pablo – 90 ha (Kesuma)
13. Sukri – 80 ha (Medan)
14. Buncai – 80 ha (Pekanbaru)
15. Monang Butar Butar – 60 ha (Dalu-Dalu)
16. Buncai – 50 ha (Pekanbaru)
17. Awi – 50 ha (Pekanbaru)
18. Eben – 50 ha (Medan)
19. Ida br. Pangribuan – 40 ha (Pekanbaru)
Total lahan: 4.810 hektare, sebagian besar berada di dalam kawasan konservasi, jelas melanggar hukum. Hutan yang seharusnya menjadi benteng terakhir bagi gajah Sumatera kini berubah menjadi hamparan kelapa sawit milik mafia.
“Ini bukan perambah tradisional, ini sindikat besar. Negara harus hadir!” tegas seorang pegiat lingkungan yang turut mendalami temuan ini.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, belum ada tindakan konkret dari KLHK, kepolisian, maupun aparat kehutanan. Di sisi lain, masyarakat lokal merasa terpinggirkan, sementara para pendatang rakus justru berjaya.***mdn
#Hutan Teso Nilo #Kasawan TNTN #Daftar Mafia TNTN #Desa Bukit Kesuma