Ketika Tanah Dirampas, Tubuh Jadi Taruhan: Ridwan Cor Badan untuk Agraria

Ketika Tanah Dirampas, Tubuh Jadi Taruhan: Ridwan Cor Badan untuk Agraria
M Ridwan Aktivis Kaum Tani Riau

WARTARAKYAT- Jakarta, Muhammad Ridwan, aktivis agraria asal Riau yang pernah menjadi sorotan nasional karena perjuangannya melawan perusahaan bubur kertas di Pulau Padang, kembali mengguncang publik. Ia bersama sembilan warga lainnya berencana melakukan aksi ekstrem “Cor Badan dengan Semen” di depan Istana Negara, Jakarta, pada 24 September 2025.

Ridwan bukan sosok baru dalam perlawanan rakyat kecil melawan korporasi raksasa. Sebagai Ketua Serikat Tani Riau (STR) sekaligus kader Partai Rakyat Demokratik (PRD) kala itu, ia berdiri di garda depan menolak klaim tanah oleh perusahaan pemegang izin Hutan Tanaman Industri (HTI). Tuntutannya jelas: pemerintah harus meninjau ulang SK Menhut Nomor 327 Tahun 2009 yang memberi izin operasi perusahaan HTI di Pulau Padang.

Namun, perjuangan itu membuatnya berhadapan langsung dengan aparat. Pada 2013, ia ditangkap Polres Bengkalis di Lampung saat hendak menuju Jakarta. Ridwan dituduh mengajak warga menghentikan listrik pembangkit minyak EMP Malacca Strait S.A, yang sempat membuat operasional sumur minyak lumpuh selama hampir 30 jam. Ia kemudian dijebloskan ke penjara selama sembilan tahun. “Penangkapan itu jadi durian runtuh bagi PT RAPP, karena STR adalah lawan paling konsisten,” ujar sejumlah aktivis kala itu.

Bebas pada 2021, Ridwan tak berhenti melawan. Ia kini menjabat Wakil Ketua DPW Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Riau sekaligus mendirikan Komite Pejuang Pertanian Rakyat (KPPR), yang fokus mengkampanyekan Gerakan Lawan Mafia Tanah (Gerlamata) dan mendampingi masyarakat korban konflik agraria.

Kini, Ridwan kembali menantang negara. Ia menegaskan aksinya “Cor Badan dengan Semen” bukanlah percobaan bunuh diri, melainkan simbol perlawanan terhadap ketidakadilan agraria. “Polisi jangan intervensi dengan pasal-pasal KUHP. Saya tidak sedang menyakiti diri, saya sedang memperjuangkan hak rakyat,” katanya.

Ironisnya, Presiden Prabowo Subianto tidak berada di Jakarta pada 24 September 2025 karena jadwal kunjungan internasional ke Jepang, AS, Kanada, dan Belanda. Namun Ridwan menegaskan siap menunggu hingga presiden kembali pada 26–27 September. “Sepanjang fisik saya masih kuat, saya akan tetap menunggu untuk menyampaikan aspirasi petani,” ujarnya.

Bagi Ridwan, aksi ekstrem ini adalah jalan terakhir. Konflik agraria yang tak kunjung selesai, perampasan tanah oleh korporasi berizin HGU dan HTI, serta lemahnya kepastian hukum, membuat rakyat terpaksa memilih jalan perlawanan keras.

Aksi “Cor Badan dengan Semen” ini pun menjadi pertanyaan besar: apakah negara masih punya telinga untuk jeritan petani, atau justru memilih berpihak pada modal? *** MDN

#Ridwan Lawan Mafia Tanah #Rifwan Pejuang Tani Riau