WARTARAKYATONLINE- Pekanbaru, 25 Juli 2025 Kabut asap pekat kembali menyelimuti langit Riau, khususnya pada pagi hari. Titik api (hotspot) kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus bermunculan di sejumlah wilayah, terutama di Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu.
Namun, sorotan tajam datang dari Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, yang menyatakan bahwa asap yang menyelimuti Riau tak hanya berasal dari karhutla, melainkan juga diperparah oleh aktivitas industri pabrik kelapa sawit yang terus beroperasi di tengah kondisi udara yang memburuk.
"Kita tidak bisa hanya menyalahkan karhutla. Pabrik sawit yang membakar limbahnya dan tidak mematuhi baku mutu emisi juga ikut menyumbang pekatnya asap," tegas Hanif saat melakukan peninjauan udara di kawasan terdampak, Kamis (24/7/2025).
Data satelit menunjukkan lonjakan titik panas di dua kabupaten tersebut dalam beberapa hari terakhir. Sementara itu, pantauan udara menunjukkan sejumlah pabrik kelapa sawit masih mengeluarkan asap hitam pekat dari cerobong, menambah buruk kualitas udara yang sudah berada pada level tidak sehat.
Kualitas udara di sejumlah wilayah seperti Dumai, Pekanbaru, dan Bagansiapiapi sudah memasuki kategori berbahaya bagi kelompok rentan, termasuk anak-anak dan lansia. Warga mulai mengeluhkan gangguan pernapasan, mata perih, hingga peningkatan jumlah pasien ISPA.
Pemerintah pusat telah menginstruksikan langkah tegas terhadap pelaku pembakaran lahan maupun industri yang melanggar aturan lingkungan. Hanif menegaskan bahwa tim pengawas Kementerian Lingkungan Hidup akan diterjunkan untuk memeriksa langsung pabrik-pabrik yang diduga mencemari udara dan menyalahi ketentuan emisi.
"Kalau terbukti melanggar, kami tak segan menyegel dan menghentikan operasional pabrik," tegasnya.
Di sisi lain, aktivis lingkungan mendesak agar pemerintah provinsi dan kabupaten lebih serius dalam mengawasi industri sawit yang selama ini luput dari perhatian saat terjadi bencana kabut asap.***mdn
#Karhutla Riau #riau berasap