Pacu Jalur Mendunia: Bupati Kuansing Apresiasi Jurnalis, Tiktoker, dan Pejuang Budaya Digital

Pacu Jalur Mendunia: Bupati Kuansing Apresiasi Jurnalis, Tiktoker, dan Pejuang Budaya Digital
Di tengah Bupati Kuansing, Suhardiman Amby

WARTA RAKYAT ONLINE- TELUK KUANTAN, Tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, kini resmi mendunia. Festival perahu panjang yang sarat nilai budaya ini berhasil menarik perhatian publik internasional berkat kontribusi luar biasa dari para jurnalis, Tiktoker, YouTuber, konten kreator, hingga masyarakat akar rumput Kuansing.

Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh elemen masyarakat yang telah mempopulerkan Pacu Jalur ke panggung global.

 “Ini keberhasilan kolektif. Terima kasih kepada para jurnalis, Tiktoker, Youtuber, konten kreator, pelajar, perangkat desa hingga aparat. Semua punya peran. Kalian adalah pejuang budaya,” kata Suhardiman dalam keterangan resminya, Rabu (9/7/2025).

Melalui konten-konten viral di media sosial, Pacu Jalur menjadi fenomena digital. Video aksi anak pacu yang energik dan ritmis di atas jalur (perahu panjang) menyedot perhatian jutaan penonton di TikTok, Instagram, dan YouTube. Visualisasi gerakan yang selaras dan penuh semangat membuat tradisi ini bukan hanya dipandang sebagai perlombaan, melainkan sebagai seni pertunjukan budaya.

Tak hanya itu, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia secara resmi menetapkan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Menteri Kebudayaan Fadli Zon memuji Pacu Jalur sebagai tradisi ekspresif yang mengandung nilai estetika tinggi.

 “Ini bukan sekadar lomba cepat, tetapi juga pertunjukan budaya yang menggambarkan kekompakan, semangat kolektif, dan kearifan lokal. Ini warisan yang patut dijaga,” ujar Fadli.

Dampak Ekonomi Langsung

Popularitas Pacu Jalur juga membawa berkah ekonomi bagi masyarakat Kuansing. Banyak rumah warga disulap menjadi penginapan dadakan. Warung makan, kedai kopi, hingga usaha kecil lainnya ikut merasakan lonjakan omzet.

 “Warung pecal laku keras, penginapan penuh, warga tersenyum. Ini bukti bahwa tradisi bisa jadi sumber kesejahteraan jika dikelola dengan baik,” tambah Suhardiman.

Pesan untuk Menjaga Citra Kuansing

Suhardiman mengajak masyarakat Kuansing untuk tetap menjaga warisan budaya ini, tidak hanya secara fisik, tetapi juga dari sisi nilai-nilai keramahannya.

 “Mari kita jaga budaya ini bersama. Layani tamu sebaik-baiknya. Tunjukkan bahwa orang Kuansing itu ramah, hangat, dan peduli. Jangan sampai nama baik kita tercoreng,” tuturnya.

Pacu Jalur kini telah melampaui batas tradisi lokal. Ia telah menjadi festival budaya yang membawa nama Kuansing ke panggung dunia—simbol dari identitas, solidaritas, dan kebanggaan masyarakat Riau.***mdn

#pacu jalur kuansing #Pacu Jalur Mendunia