WARTA RAKYAT ONLINE- Pekanbaru , Ketika rakyat diminta bersabar karena anggaran kosong, para pejabat justru berlenggang dengan fasilitas mewah. Di tengah defisit keuangan yang digembar-gemborkan Pemko Pekanbaru, muncul ironi yang mencolok: pembelian satu unit mobil dinas Toyota Alphard senilai Rp1,75 miliar oleh Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru.
Mobil mewah itu diterima langsung oleh Plt Kabag Umum, T. Deni. Transaksi pembelian tercatat dalam dokumen resmi pengadaan kendaraan dinas jabatan tahun anggaran 2025 dengan nilai pagu sebesar Rp1.750.400.000, tertanggal 19 Maret 2025, nomor SPM: 14.71/03.0/000175/LS/4.01.0.00.0.00.01.0000/P2/3/2025.
Padahal, kondisi keuangan daerah dikabarkan sedang "sekarat". Proyek-proyek mandek, rekanan mengeluh belum dibayar, dan pelayanan publik jalan di tempat. Rakyat dipaksa mengerti, diminta memahami “tunda bayar”, sementara segelintir pejabat justru menikmati kemewahan tanpa rasa bersalah.
Bermuka Dua di Tengah Krisis
Ketika dikonfirmasi, Pj Sekdako Pekanbaru, Zulhemi Arifin, tak memberikan penjelasan transparan. Ia hanya membalas dengan sebuah tautan berita daring. Dalam isi berita itu, Zulhemi berkelit bahwa pembelian Alphard adalah program peninggalan pemerintah sebelumnya. Ia berdalih surat pemesanan mobil ditandatangani 12 Februari 2025, sementara Wali Kota dan dirinya baru dilantik beberapa hari setelahnya.
Namun, bantahan keras datang dari Pj Wali Kota Pekanbaru sebelumnya, Roni Rakhmat. Ia menyatakan tegas bahwa dirinya tidak pernah menginisiasi kegiatan apapun selama masa transisi. “Saya hanya ditugaskan mengisi kekosongan. Tidak ada satu pun program yang saya jalankan, karena saya menghormati pemerintahan yang akan datang,” tegasnya.
Kebohongan yang Tersusun Rapi?
Fakta ini memunculkan kecurigaan publik: siapa sebenarnya yang menginisiasi pengadaan mobil dinas mewah tersebut? Apakah benar program ini peninggalan masa lalu, atau justru dirancang secara diam-diam saat rakyat sibuk bertahan hidup?
Menambah kontras, Wali Kota Pekanbaru saat ini, Agung Nugroho, secara terbuka menyatakan tak akan membeli mobil dinas baru, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memangkas pemborosan anggaran. Bahkan, Agung memilih menggunakan mobil pribadinya dalam menjalankan tugas pemerintahan.
Namun kenyataannya, satu unit Toyota Alphard kini sudah masuk garasi Pemko Pekanbaru. Tidak ada kejelasan siapa yang akan menggunakannya, atau di mana posisi mobil tersebut sekarang.
Rakyat Bertanya, Pemko Bungkam
Pertanyaan publik semakin menguat:
Untuk siapa sebenarnya mobil mewah itu?
Di tengah defisit, kenapa pengadaan itu tetap berjalan mulus?
Apakah benar ada permainan licik di balik pembelian ini?
Sayangnya, hingga kini, tidak ada satu pun pejabat yang berani memberikan jawaban tegas. Yang muncul hanyalah saling tuding, lempar tanggung jawab, dan narasi seolah semua sudah terjadi "sebelum kami menjabat".
Pekanbaru sedang menunggu, apakah nurani para pemimpinnya masih hidup — atau sudah ikut terkubur di balik kenyamanan kursi dan aroma kulit jok Alphard baru.**mdn
#Stop beli mobil dinas #Sandiwara Defisit PEMKO